Date : 12-08-2007
Bila anda pernah membeli berlian di Eropa, terutama di Belanda dan Belgia, jangan bangga dulu. Sudahkah dicek di Laboratorium? Karena banyak yang kecewa dengan harga dan kualitasnya. Pembeli awam mengira yang dibeli adalah berlian, padahal bukan. "Hati-hatilah, kalau tak mengertibisa menanyakan pada penjualnya apa yang tertulis disitu. Masalahnya apakah ada orang seteliti itu mau bertanya," kata Mahardi Paramita, yang berpengalaman lebih dari 50 tahun di bidang batu permata. Setelah menamatkan pendidikan di University of Hawaii pada 1969, dia melanjutkan studi untuk mendalami soal berlian di Gemological Institute of America pada 1981. Mahardi pula yang mendirikan Adamas Gemological Laboratory of Indonesia (1983) dan Institute Gemology Paramita (1989), keduanya mendalami persoalan berlian. Meski Belanda dan Belgia dianggap sebagai pusatnya pasar berlian, namun factor keamanan karena letak geografis yang jauh dari Indonesia juga perlu dipertimbangkan. Apalagi membeli berlian di Tanah Air juga tidak kalah memuaskan. Mahardi mengingatkan bila memang untuk investasi, carilah berlian dengan kualitas tertentu. "Pada produk tertentu yang dianggap langka kenaikannya bisa berlipat ganda." |
![]() Para gemologist Adamas Gemological Laboratory | ||||
Paling tidak kalau ada klaim atau ketidakpuasan gampang mengurusnya. Di Eropa, menurut Mahardi, harga berlian 2,5 kaIi lebih mahal ketimbang beli di Indonesia. Malah, pedagang berlian Eropa juga impor. "Tapi pengasahan berlian terkonsentrasi di India. Perusahaan Belgia juga cutting di India. Mereka lebih skillful. Untuk skill yang sama biayanya lebih murah di India dibandingkan mereka kerjakan di Eropa," ujarnya seraya menambahkan di India sedikitnya dua juta orang bekerja dalam pengasahan berlian sejak 1990-an.
|