Date : 23-04-2006
Bagi Leticia Paramita, mengajar tentang batu perhiasan termasuk berlian, merupakan kenikmatan tersendiri. Perempuan kelahiran Jakarta, 12 Januari 1978 ini sejak 2004 mengajar di institute Gemology Paramita, satu-satunya sekolah tentang batu perhiasan di Indonesia. Wanita lulusan Universitas Parahyangan jurusan Hubungan Internasional pada 2000 ini belajar tentang batu permata di Gemological Institute of America (GIA), Bangkok,Thailand pada 2002-2003. Dia juga belajar desain perhiasan. Leticia adalah wanita pengajar batu perhiasan termuda di Indonesia.Yang tertua? Tentu ayahnya, K.Mahardi Paramita yang mendirikan Institute Gemology Paramita pada 1983 dan mendirikan Adamas Gemological Laboratory (laboratorium untuk meneliti batu perhiasan) pada 1989. "Kami mengajarkan tentang batu perhiasan dari nol kadang sampai jadi enterpreneur. Dart tidak tahu sama sekali tentang berlian, kami ajarkan bagaimana sampai. mengerti, cara memilih dan cara menganalisis harga, menentukan berlian yang baik. Di Indonesia tak ada sekolah lain selain di institut ini," ujar Leticia. "Ini suatu institusi yang dibangun orangtua sudah cukup lama. Saya enjoy mengajar." Dalam satu kelas, katanya, minimal dua murid dan maksimal delapan murid. Lama belajar 10 kali pertemuan, sekali pertemuan selama tiga jam."Tapi ada yang dating dart luar Jakarta dan belajar dari pagi sampai sore setiap hari cukup seminggu," katanya menjelaskan. |
![]() Leticia (Samping Kanan) bersama Para pembicara dan peserta seminar "Kiat Memilih Batu Permata Berkualitas" | ||||
|