Article - Internal
Seluk-beluk berlian
Date : 23-08-2007

Seperti layaknya sekolah, peserta didik akan diperkenalkan tentang seluk beluk berlian hingga standardisasi cutting yang baik. Soal potong-memotong berlian (cutting) juga diperdalam. Ada teori khusus untuk menjelaskannya.

Sejak berdiri pada 1989, Institute Gemology Paramita sudah meluluskan ratusan siswa yang datang dari berbagai kota besar di Indonesia. "Dulu Iebih banyak yang berlajar berlian, sekarang sudah mulai banyak yang belajar gemstone," kata Leticia.

  Mahardi Paramita bersama Bapak Deddy Kusdedi

Mahardi Paramita bersama Bapak Deddy Kusdedi (mantan Dirut Pegadaian yang baru menyelesaikan kursus "Diamond Grading")
Menguasai ilmu berlian dirasakan betul manfaatnya oleh Jacob Suntoso, seorang kolektor papan atas. Dia belajar tahun lalu khusus untuk berlian dan ruby. Hasilnya? "Kalau ada orang jual murah kita cek dan bagus, langsung saya beli. Paling tidak untuk pakai sendiri dan membelinya di bawah harga pasar dengan kualitas bagus," katanya sambil tertawa.

"Dengan belajar, kita punya pengetahuan khusus tentang berlian dan batu permata," ujarnya menambahkan.

Sejak dulu berlian sudah menjadi bagian dari gaya hidup. Sejak dulu kaum wanita mengenakan berlian untuk mempercantik diri, menaikkan kepercayaan diri dan gengsi. Selain karena keindahannya, nilai berlian selalu tinggi.

Tak heran berlian dan batu permata lainnya Iuni dilirik sebagai produk investasi jangka panjang. Khusus untuk ini, Anda memang dituntut jeli, terutama pada warna, kecacatan, potongan, asahan, karat hingga sertifikasi berlian tersebut.

Mahardi mengingatkan bila memang untuk investasi, carilah berlian dengan kualitas tertentu. "Pada produk tertentu yang dianggap langka kenaikannya bisa berlipat ganda," ujarnya.

Dalam sejarahnya, tak ada harga berlian yang turun. Tapi lebih merupakan bentuk investasi yang merambat naik dan bisa dinikmati.


Berlian di bawah satu karat kalau dijual kapan saja, biasanya dipotong 30%. Untuk satu karat ke atas potongannya 10% dari harga pasar saat itu berdasarkan harga Rapaport (acuan harga berlian dunia). Kalau beli satu karat seharga Rp 30 juta, misalnya, begitu dijual minggu berikutya harga satu karat sudah Rp 40 juta, dipotong 10%, menjadi Rp 36 juta.

Jadi, kalau dikalkulasi lebih menguntungkan untuk investasi. Tapi di bawah satu karat biasanya sesuai harga pembelian. Kenaikan, harga berlian memang sulit diprediksi. Pada 2005, kenaikannya bisa enam kaIi dalam satu tahun. Pada tahun lalu harga berlian D Colour IF per karat misalnya, US$60.OOO, sedangkan tahun ini mencapai US$ 72. OOO.

"Jadi jelas diamond berkualitas harganya akan naik terus, prospeknya bagus untuk investasi, terutama berlian yang bulat," kata Ledy Mirza, mantan eksekutif Balai Lelang Sotheby's untuk divisi berlian di Indonesia.

Saat ini berlian putih tetap nomor satu karena sulit dicari. Kelangkaan ini dialami sendiri oleh Ledy karena meski diburu hingga ke Belgia, barang yang diincar tetap urung berada di genggaman. "Saya belum lama pulang dari bursa berlian di Belgia, situasinya sama, banyak permintaan berlian putih dan sulit didapat," katanya.


  Para peserta "Diamond Grading" class dari "Frank & Co. Jewelry"

Para peserta "Diamond Grading" class dari "Frank & Co. Jewelry"